Jumat, 25 Januari 2008

SEJARAH

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja dirubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

Laga Terakhir PSBL Diundur


Laporan/Editor: Eko Nugroho
BANDARLAMPUNG – PSBL tinggal menyisakan satu pertandingan di pentas Divisi I Grup I Liga Indonesia. Yakni menjamu PS Palembang di Stadion Pahoman. Sedianya, kedua tim bertanding hari Minggu (26/8). Namun, jadwal itu diundur menjadi hari Senin (28/8). Demikian disampaikan Hartawan, ketua panita pertandingan, kemarin. ”Ya, berdasarkan keputusan BLI (Badan Liga Indonesia) yang kami terima melalui faksimile, pertandingan PSBL kontra PS Palembang digelar 28 Agustus. Sebelumnya kan 26 Agustus,” terang Hartawan.
Lanjut Hartawan, tim-tim yang menyisakan satu pertandingan juga akan merumput pada hari yang sama. BLI punya alasan atas perubahan itu. ”Seperti diketahui, koleksi poin tim-tim papan atas tak terpaut jauh. Makanya, untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, BLI memutuskan jadwal pertandingan dibuat serempak,” sambungnya.
Secara terpisah, asisten pelatih Gajah Beringas —julukan PSBL— Aminudin mengamini informasi yang dikatakan Hartawan. ”Benar, pertandingan PSBL lawan PS Palembang tak jadi 26 Agustus, yang benar 28 Agustus. Dengan begitu, kami memiliki masa persiapan yang lebih panjang,” jelas Aminudin seraya menambahkan, Eko Maryadi dkk. tetap berlatih tiap sore.
Meladeni PS Palembang, Aminudin menegaskan tak ingin kehilangan poin seperti saat menantang PSP Padang, 18 Agustus lalu. Bermain di depan publik sendiri, Gajah Beringas menyerah 1-2.
PSP sempat tertinggal pada menit ke-4. Adalah Fafana Mochtar yang menggetarkan jala gawang PSP lewat sundulan. Fafana meneruskan umpan Andreas. PSP membalikkan keadaan di babak kedua menyusul dua gol yang diborong Wanyou Olive pada menit ke-46 dan 71.
”Tiap main di kandang, target kami ya menang. Termasuk ketika menjamu PS Palembang,” terus mantan pelatih tim Porprov V Bandarlampung itu. Sayang, di laga terakhir nanti, pelatih Edy Mulyono tak bisa menurunkan Fafana dan Maryadi. ”Fafana absen karena mengantongi kartu merah dalam pertandingan melawan PS Palembang, sedangkan Eko akibat akumulasi kartu kuning,” ungkap Aminudin. (*)